TUGAS
METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL
PROPOSAL PENELITIAN:
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT
KEPUASAN MASYARAKAT
DI KECAMATAN KREMBUNG
Oleh :
Ardi Perdana S. (112020100028)
PROGRAM
STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pelayanan
publik menarik untuk dicermati karena kegiatannya dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar warga negara atas suatu barang/jasa dan pelayanan administrasi
yang terkait dengan kepentingan publik. Orientasi kegiatannya adalah
barang-barang publik dan pelayanan publik sehingga dalam dinamika kehidupan,
masyarakat yang bertindak selaku konsumen akan berhubungan atau terkait dengan
kegiatan pelayanan publik. Selain itu perlu diketahui bersama bahwa sumber dana
kegiatan pelayanan publik berasal dari masyarakat melalui pajak sehingga wajar
apabila masyarakat mengharapkan adanya pelayanan yang baik dan berkualitas.
I.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
ada pengaruh kualitas pelayanan publik
terhadap tingkat kepuasan masyarakat?
2.
Seberapa
besar pengaruh kualitas pelayanan publik terhadap tingkat kepuasan masyarakat?
I.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kualitas pelayanan
publik Kantor Kecamatan Krembung terhadap
tingkat
kepuasan masyarakat di wilayah Kecamatan Krembung.
Manfaat
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
secara obyektif terkait dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan publik di Kecamatan Krembung serta dapat digunakan sebagai tolak ukur
pelayanan yang sudah dilakukan oleh Kecamatan Krembung.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Kerangka
Dasar Teori
II.1.1 Hakekat
Kepuasan Pelanggan
Menurut Tse dan Wilton, dalam M.N. Nasution (2004, 104)
bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap
evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya atau kinerja
aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Engel dalam M.N. Nasution (2004, 104) mengungkapkan,
bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli, di mana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil
diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
Philip Kotler (2006, 70) mengatakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan kinerja atau hasil produk yang dipikirkan terhadap
kinerja atau hasil yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan,
pelanggan tidak puas. Sebaliknya jika kinerja memenuhi harapan pelanggan puas.
Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang.
Dari beberapa teori yang dikemukakan dapat dikatakan
bahwa kepuasan masyarakat adalah respon, evaluasi, dan tingkat emosi masyarakat
terhadap pelayanan publik yang telah dinikmati pada tingkat hasil (outcome) sama
atau melewati batas penilaian presepsi masyarakat.
II.1.2 Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian
layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pemerintahan, kata umum atau publik
mengandung arti sebagai masyarakat umum sehingga kepentingan umum diartikan
sebagai kepentingan masyarakat luas, sebagaimana dikemukakan Moenir (2002:15)
yang mengartikan kepentingan umum sebagai suatu bentuk kepentingan yang
menyangkut orang banyak atau masyarakat, tidak bertentangan dengan norma dan
aturan, yang kepentingan tersebut bersumber pada kebutuhan (hajat/hidup) orang
banyak atau masyarakat.
Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada
masyarakat tidak untuk melayani dirinya sendiri tetapi untuk melayani
masyarakat, pelayanan sebagai suatu proses yang terdiri atas beberapa
perbuatan/aktivitas dapat diperhitungkan, direncanakan dan ditetapkan standar
waktunya.(Moenir,2002:23).
II.1.3 Pengukuran
Kualitas Pelayanan
Penilaian terhadap kualitas pelayanan bukan didasarkan
atas pengakuan atau penilaian dari pemberi pelayanan, tetapi diberikan oleh
langganan atau pihak yang menerima pelayanan. Namun demikian, tidak ada suatu
standar yang dapat dipakai sebagai ukuran umum tentang kualitas pelayanan. Hal
ini disebabkan unsur subyektivitas dalam diri penerima pelayanan, seseorang
mungkin menilai suatu pelayanan yang diterimanya sudah memuaskan tetapi belum
memuaskan bagi orang lain.
Pelayanan publik sudah seharusnya memperhatikan kualitas
pelayanan karena pelayanan yang baik adalah awal bagi tumbuhnya kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah, yang selanjutnya akan menjadi penentu
pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks ini, pengukuran mengenai kualitas pelayanan
merupakan perbandingan antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang
diterima. Dalam metode pengukuran ini, penilaian masyarakat selaku konsumen
berperan penting dalam mengukur kualitas pelayanan publik. Menurut Parasuraman
(1990 : 23), pengukuran kualitas pelayanan publik didasarkan pada
indikator-indikator:
1.
Tangibles, artinya kualitas pelayanan yang berupa
sarana fisik perkantoran, ruang tunggu, dan lain-lain;
2.
Reliability, yakni kemampuan dan keandalan untuk
menyediakan pelayanan yang terpercaya;
3.
Responsiveness, yakni kesanggupan untuk membantu dan
menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan
konsumen;
4.
Assurance, yakni kemampuan dan keramahan serta
sopan santun pegawai dalam meyakinkan dan menumbuhkan kepercayaan konsumen;
5. Emphaty, yakni sikap tegas tetapi penuh perhatian dari
pegawai terhadap konsumen.
II.2 Kerangka Konseptual
Penelitian
Masyarakat selalu berharap untuk mendapatkan kepuasan
yang optimal terutamadalam hal kualitas pelayanan publik. Dengan semakin tinginya
kualitas pelayanan publik maka kepuasan
masyarakat terhadap instansi pemerintah terpenuhi.
Berdasarkan hal diatas, pengertian kepuasan masyarakat, pelayanan
publik, kualitas pelayanan, maka kerangka konseptual penelitian dapat dirumuskan,
bahwa kepuasan masyarakat ditentukan oleh kualitas pelayanan, sehingga diduga
ada hubungan antara kepuasan masyarakat dengan kualitas pelayanan
II.3 Hipotesis
Dari penjelasan kerangka konseptual yang ada, maka dibuat
hipotesis dari penelitian, sebagai berikut:
Ho : ρ = 0, Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan Publik (X) terhadap Kepuasan
masyarakat (Y) pada Kantor Kecamatan Krembung
H1 : ρ ≠ 0, Terdapat pengaruh
yang signifikan antara kualitas pelayanan Publik (X) terhadap Kepuasan
masyarakat (Y) pada Kantor Kecamatan Krembung
Melihat dari dua hipotesis tersebut, maka peneliti
mengambil salah satu hipotesis untuk penelitian ini bahwa:
H1 : ρ ≠ 0,
Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan Publik (X) terhadap
Kepuasan masyarakat (Y) pada Kantor Kecamatan Krembung
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
III.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan analisa terhadap 2
variabel, yaitu variabel (X) “Kualitas Pelayanan Publik” dan (Y) “Tingkat
Kepuasan Masyarakat” pada Kantor Kecamatan Krembung. Metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah Metode Penelitian Kuantitatif Asosiatif.
III.2 Lokasi Penelitian
Kegiatan
penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
III.3 Populasi dan Sampel
Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari penjelasan diatas maka penulis mengambil populasi pada seluruh
penduduk yang terdaftar resmi sebagai masyarakat di
wilayahKecamatan Krembung yang melakukan pelayanan di Kantor Kecamatan Krembung.
Teknik sampling yang digunakan yaitu dengan menggunakan SamplingInsidental..
“Dikatakan sampling insidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Sugiyono
(2008 : 85)
Semakin besar sampel makin besar nilai n = banyaknya
elemen sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat. Karena itu dalam
penelitian ini akan diambil 100 orang responden terdaftar resmi sebagai
masyarakat di wilayah Kecamatan Krembung.
III.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk penelitian
kuantitatif dengan judul “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat di Kantor
Kecamatan Krembung” ini,
data dikumpulkan dengan cara membagikan Kuesioner (Angket) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden
(Sugiyono,2008:142)
III.5 Teknik Analisis Data
Apabila pengumpulan data sudah dilakukan, maka data yang
sudah terkumpul harus diolah dan di analisis. Dalam pengolahan data ada
beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain:
1.
Editing.
Hal ini berarti bahwa semua data yang diperoleh diteliti tentang kelengkapan
dan kejelasan jawaban dari butir-butir pertanyaan yang telah dibuat.
Adapun proses editing yang dilakukan adalah:
a)
Kelengkapan
pengisian terhadap semua pertanyaan dalam angket.
b)
Tulisan
yang tertera harus dapat dibaca.
c)
Kalimatnya
harus jelas maknanya sehingga tidak menyebabkan kesalahan dalam menafsirkan.
d)
Apakah
jawaban-jawaban responden cukup logis dan terdapat kesesuain antara jawaban
yang satu dengan yang lainnya.
e) Jawaban harus relevan dengan pertanyaan.
2.
Coding
dan Scoring, merupakan usaha mengklasifikasi atau mengelompokkan jawaban
responden berdasarkan macamnya, dengan cara memberikan kode terhadap jawaban
responden dalam kuesioner sesuai dengan kategori masing-masing, kemudian diberikan
skor dengan menggunakan skala likert.
3.
Koefisien Determinasi
Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel
X (kualitas pelayanan publik) dengan variabel Y (tingkat kepuasan masyarakat),
kemudian dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien determinasi dari
jumlah korelasi product moment yang sudah dihitung, dengan cara mengkuadratkan
koefisien yang ditemukan.
4.
Signifikansi Korelasi Produk Moment
Untuk menguji signifikansi pengaruh
(Sugiyono,2008:184) yaitu apakah hubungan yang ditentukan itu berlaku untuk
seluruh populasi yang berjumlah 100 orang, maka perlu diuji signifikansinya.
Rumus uji signifikansi korelasi produk moment (sugiyono,2008:184)
sebagai berikut:
Setelah diuji harga “t” hitung, maka signifikansi ditentukan
dengan “t” table dengan tingkat kesalahan 5% maka apabila:
Ho : ρ = 0 :
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
H1 : ρ ≠ 0 :
Berarti ada pengaruh yang signifikan
Selanjutnya
untuk menetukan tingkat koefisien variabel yang dianalis diatas maka digunakan
interpretasi atau pedoman koefisien korelasi menurut buku Metode Penelitian
Kuntitatif dan Kualitatif Dan R&D (Sugiyono,2008:184) sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Korelasi